Bahasa gaul ABG Bugis Makassar ini senang nggak senang
suka nggak suka sudah menjadi trade mark masyarakat Sulsel
tapi seiring perkembangan zaman beberapa Bahasa Gaul ini
sudah banyak yang dilupakan ABG sekarang dan jarang
digunakan kembali, tapi lewat buku ini saya mencoba untuk
mengajak para ABG Bugis Makassar untuk mengingat-ingat
kembali beberapa istilah yang pernah diucapkan oleh kakak-
kakak kalian yang banyakan udah berkeluarga dan so pasti
beberapa istilah tersebut dah jarang digunakan dan buku ini
juga bisa menjadi panduan buat orang jawa, sunda, betawi dsb
yg ingin merantau ke sulsel tuk setidaknya bisa mengetahui
kata makian tuk pertama kali agar tidak dipatolo-toloi
(dibodoh-
bodohi) oleh orang Bugis- Makassar.
Tapi jika ada kata-kata yang kurang pantas didengar atau
terkesan vulgar itu bukan maksud dan tujuan penulis tapi
sekedar untuk diketahui orang-orang dari suku lain yang belum
mengenal kata-kata makian, kasar, kata-kata kotor dari orang
Bugis Makassar
Oh….soo pasti ditambah pula dengan istilah dan singkatan
baru karya saya sendiri. Coba tengok beberapa percakapan ini:
“Hallo, cewek boleh kenalan ndak?”
“Siapako cowok
adaji mobilmuka namauko kenalang sama
saya kah?”
(Siapa kau cowok emang kamu punya mobil
sehingga kamu mau kenalan sama aku, kah?)
“Artiskooo……kah! nakau tanya-tanya mobil (Emang kamu
Artis…..kah!Sehingga bertanya mobil)
Ya..iyyalahh!!
Ana dara tiga seribu yah capekeng deh!” (Ana gadis tiga seribu
belekang deh)
Aja Eja ajehe! Nagigi maki’e (Jangan Injak Kakiku! Digigit
maki’e)
“Tantara Bapakku”,
(Tentara bapakku)
“Tantara mate toh, polisi mate toh”, (Tentara mati juga, polisi
mati juga)
“Hadija dekat Karebosi nanti di orong sama Hombrenk” (“Hati
– hati dijalan dekat Karebosi nanti di oral sama banci”)
$$$$$$$$$$$$$$$$
“Siapa namanyu cewek? Tai mannyu!” (Siapa namamu cewek?
Tai ayam!)”
“Gayanaji tena doina!” (Gayanya doang kagak punya duit)
“Aidoo, gamtemnya! cowok keybor dulu’e!”, (Aduh,
gantengnya! cowok keybor dulu!)
“Mukanu kayak Coto!” (Muka kamu kaya CoTo)
“Tapi ndak papaji nasukajaka Macho”
(Tapi tidak apa-apa
karena aku suka Macho)
“Baju ini norak banget, ambil yang justo aja lah!”
(Justo =
Justru tadi oke)
“Ndak moka ndak moka!” (Aku tidak mau aku tidak mau)
“Pigiko berak!” (pergi kau berak)
Lao mujambang, kadir! (Pergi kau berak, Kadir)
Oooh………..
Kedengarannya bagi orang luar Sulsel kayaknya nggak enak
kedengarannya tapi bagi orang Sulsel ini sudah biasa dan
terkadang kedengaran okkots jika mengucapkan kalimat dalam
Bahasa Indonesia, sebagai contoh jika orang Sulawesi
mengucapkan kata makan ikan disebut makang ikang, berenang
jadi berenam (bukan 6 orang),
gantengya disebut gamtemnya,
maka sering disebut kelebihan vitamin G, huruf yang
seharusnya menggunakan akhiran “n” ditambah “ng”, yang
menggunakan “ng” menjadi “n”, akhiran “ng” jadi “m”
“Tadi sore I nakke sijaggur sibawa agangku gara-gara mauka
nasabo dari spgjiya”,
(Tadi sore saya berantem dengan
temanku gara-gara pacarku mau direbut)
“Ayo, pigiki nontong pelenna AADC di TO”, (Ayo, kita pergi
nonton filmnya AADC di Twenty One)
“Takkancingma kodong waktu ketemuka I santi ri ballanu!”,
(Saya mati kutu kasihan waktu aku ketemu I santi dirumahmu)
“Gammaraki itu cowok tapi sayang sakkulki!”, Gagahnya itu
cowok tapi sayang saking malas dan rakus)
“Ku bombe mako kalo tidak datangko kerumahku!” (Aku
nggak mau tegur kamu kalau kamu tidak datang kerumahku)
##########################
Oooh….
Aduh
dangngala ulua (Pusing kepala) dengerki Bahasa Gaul
Bugis- Makassar awalnya cuma singkatan dan istilah tapi lama-
lama jadi kebiasaan kemudian berubah jadi bahasa gaul, apalagi
di Makassar juga dikenal dengan bahasa burung-burung yang
huruf vokalnya diubah jadi huruf E semua dan kalimatnya
dibolak-balik. Kalimat ini sampai sekarang nakke (Gue) tidak
mengerti karena dipopulerkan oleh temanku dari Tanah Toraja
yang sering menggunakan Bahasa Toraja yang gue sendiri
kurang paham artinya.
Tapi dalam kamus gaul ABG Bugis-Makassar ini ada beberapa
istilah yang aku tandai dengan BBG artinya Bukan Bahasa
Gaul tapi saya camtumkan sekedar untuk diketahui artinya oleh
orang (suku) lain, ID artinya Istilah Dulu yang pernah dipake
jaman dulu tapi sekarang sudah jarang digunakan, IG artinya
Istilah Gue yang berhasil aku singkat-singkat dari nama Artis,
Merk iklan dll sedangkan yang nggak aku beri tanda berarti
masih dipergunakan sekarang.
Oh ya, kamus gaul seperti ini sebelumnya sudah dipopulerkan
oleh Kaka Debby Sahertian dan Moammar Emka beberapa
tahun lalu, tapi diedarkan secara nasional sedangkan buku ini
hanya bersifat dari komunitas Bugis-Makassar saja tapi agar
bersifat Nasional isinya saya sisipkan beberapa istilah gaul ala
Jakarta yang juga dipakai ABG Makassar dan sekedar untuk
menyadarkan anak muda Makassar bahwa Bahasa Makassar
enak juga didengar, sebab perlu diketahui bahwa anak muda
Makassar sekarang ini malu jika menggunakan Bahasa Daerah
sendiri karena takut dibilang Okkots (Salah Ucap)
sehingga
seakan-akan ia melupakan kebudayaan dan asal muasal mereka.
Karena gue sendiri punya teman dari kampung kalo gue ajak
ngobrol pake Bhs. Bugis dia selalu balas dengan logat Jakarta
padahal kalo dikampung lancar sekali pake Bahasa Bugis, dia
malu disebut orang bugis Paccena intu dahong (Parah kali itu
dahong)
So, moga-moga aja kamus ini bermanfaat. Paling tidak, biar
kita nggak jadi ongol dan kuper dan juga sebagai panduan bagi
orang luar Sulsel untuk dapat mengerti Bahasa Bugis –
Makassar. Pliis, deh ah, bacamaki ini bukua kalo mauki bergaul
dgn orang Sulawesi
Yuuuk…..!!!
Sekali Okkots Tetap Okkots Hidup Okkots!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar